Subscribe Dengan Account Google untuk mendapatkan update info terbaru dari property145.com
3 Tips Memilih Reksadana Pendapatan Tetap

Reksadana pendapatan tetap merupakan salah satu instrumen investasi yang direkomendasikan oleh para manajer investasi, hal ini karena reksadana pendapatan tetap memiliki tingkat fundamental yang lebih baik jika dibandingkan dengan produk reksadana lainya.

Bagi kamu yang baru mau berinvestasi di reksadana pendapatan tetap, berikut ini 3 tips memilih reksadana pendapatan tetap :

1) Lihat Tren Imbal Hasil dan Underlying Asset

Namanya juga reksadana “pendapatan tetap”, maka tentu saja imbal hasil yang ditawarkan pun terbilang stabil dibanding reksadana lainnya. Kondisi ini pun tercipta berkat underlying asset berupa surat utang yang volatilitasnya cenderung lebih lemah ketimbang saham.

Hanya saja, setiap reksadana pendapatan tetap memiliki underlying asset yang berbeda-beda. Sehingga, hal tersebut tentu akan mempengaruhi tingkatan imbal hasil yang akan diterima sang investor.

Makanya, jika kamu ingin cuan mantap dari reksadana, pastikan kamu meneliti dulu tren imbal hasil masing-masing produk reksadana pendapatan tetap, ya!

Tak hanya itu, kamu juga perlu memperhatikan underlying asset yang digunakan untuk reksadana tersebut.

Periksalah peringkat surat utangnya serta lembaga yang menerbitkan surat utang tersebut. Jika memang basis portofolio investasinya adalah obligasi korporasi, kamu bisa memilih reksadanan berbasis obligasi yang memiliki rating minimal BBB atau Single A.

Kenapa melihat rating itu penting? Nah, pemeringkatan surat utang bisa memberi kamu petunjuk mengenai potensi gagal bayar (default) obligor dalam melunasi surat utangnya. Semakin rendah peringkat obligasi, maka semakin tinggi pula potensi gagal bayarnya.

Setelah itu, kamu pun harus lihat juga sektor usaha sang obligor, apakah memang mereka tengah cuan di tengah kondisi saat ini?

2. Periksa Rekam Jejak Manajer Investasi

Memilih manajer investasi cukup penting, Sobat Cuan, sebab untung atau buntungnya investasi reksadana kamu ada di tangan mereka!

Hanya saja, memilih manajer investasi yang tepat ibarat gampang-gampang susah. Sehingga, yang kamu perlu lakukan adalah melihat rekam jejaknya.

Caranya pun mudah, Sobat Cuan. Kamu hanya perlu mengecek apakah sang manajer investasi sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau tidak. Kemudian, kamu juga bisa bertandang ke laman resmi atau media sosial mereka untuk menggali informasi yang mendalam.

Selain itu, jangan lupa untuk mengecek dana kelolaannya, ya. Manajer investasi yang mumpuni dan bereputasi baik biasanya memiliki dana kelolaan yang cukup besar dibanding manajemen lainnya.

Tak hanya itu, kamu pun bisa mengecek jumlah Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebagai pertimbangan. Biasanya, produk reksadana yang punya nilai NAB besar dibanding produk sejenis lainnya mengindikasikan bahwa produk tersebut memang dipercaya masyarakat.

3. Cek Ulang, Apakah Ada Biaya Tambahan?

Biaya (fee) yang kamu perlu keluarkan untuk investasi reksadana ibarat kecoa. Dia ada, tidak begitu disadari, namun cukup menghalangi jalan kamu menikmati cuan.

Nah, biaya ini biasanya timbul atas ongkos yang dikeluarkan manajemen investasi untuk mengelola dana kelolaanmu. Kalau fee-nya cukup besar, maka cuan kamu juga bisa lenyap, bukan?

Untuk itu, kamu perlu memastikan berapa fee yang akan dikenakan dan kapan akan ditagihkan padamu ketika kamu membeli reksadana pendapatan tetap.

Memang, beberapa MI mengenakan fee di depan. Namun, ada pula yang mengenakannya saat kamu melepaskan unit reksadanamu. Mekanisme fee ini bisa bermacam-macam tergantung produk dan kebijakan MI.

Semakin besar rasionya, semakin kecil pula cuan investasimu karena terpotong biaya tersebut. Hanya saja, MI dengan rasio pengeluaran besar tidak selalu identik dengan produk reksadana yang paling bersaing. Jadi, teliti sebelum membeli ya.

Baca artikel lainya :

sumber referensi : pluang

Anda Juga Mungkin Menyukai Beberapa Artikel Ini