Subscribe Dengan Account Google untuk mendapatkan update info terbaru dari property145.com
Keuntungan Investasi Waran dan Resikonya

Seiring dengan semakin banyaknya perusahaan yang melakukan penerbitan saham, baik melalui IPO (Initial Public Offering) atau right issue, semakin banyak pula pertanyaan investor tentang waran yang muncul di running trade dengan kode –W di belakang kode saham induk.

Waran adalah hak untuk membeli saham atau obligasi dari satu perusahaan dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya oleh penerbit waran/ emiten. Waran merupakan produk turunan pasar modal yang biasanya diberikan cuma-cuma kepada investor yang telah membeli saham baru yang diterbitkan, sebagai pemanis tujuannya agar investor menjadi lebih tertarik ikut dalam IPO/right issue-nya.

Agar lebih mudah memahami, waran dapat dianalogikan sebagai sebuah kupon yang diberikan Pemerintah ketika menggelar operasi pasar dengan menjual beras langsung ke masyarakat. Pemerintah akan membagikan kupon kepada orang-orang tertentu yang sudah dipilih, dan mereka bisa menggunakan kupon tersebut untuk membeli beras dengan harga yang sudah ditentukan.

Biasanya harga beras tersebut lebih rendah dibandingkan harga beras di pasar. Kupon ini tentunya menjadi hak bukan kewajiban, boleh saja menggunakan kupon tersebut untuk di tebus atau menjualnya kembali kepada orang lain, tapi ingat ada batas waktunya. Operasi pasar ini biasanya bertujuan untuk menurunkan harga beras di pasar, jika sebelumnya harga beras tersebut telah naik terlalu tinggi.

Keuntungan Investasi Waran

Terdapat 2 keuntungan yang bisa didapatkan dari investasi produk turunan saham ini:

  • Anda berhak membeli saham baru dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga di  pasar sekunder. Dengan cara melakukan penebusan waran yang telah dimiliki jika harga saham perusahaan tersebut lebih tinggi dari harga pelaksanaannya.

Dengan contoh sebagai berikut:

Ketika Anda melakukan pembelian waran pada saat itu Rp100,00 per lembar dengan harga pelaksanaannya sebesar Rp2.000,00 Namun pada saat pelaksanaan ternyata harga saham perusahaan tersebut meningkat hingga Rp2.500,00 per lembar, maka total pembelian yang Anda lakukan  sebesar Rp2.100,00 (Rp100 + Rp 2.000), yang mana jika Anda melakukan pembelian langsung di pasar sekunder total pembelian yang harus dikeluarkan sebesar Rp2.500,00 per lembar.

  • Waran dapat di perdagangkan di pasar sekunder bursa, sehingga Anda mempunyai kesempatan untuk mendapatkan keuntungan (capital gain), yaitu ketika kita melakukan penjualan waran harganya lebih tinggi dibandingkan harga saat pembelian.

Risiko Memiliki Waran

Adapun risiko yang ada jika memiliki produk waran:

  • Pada saat harga saham jatuh di bawah harga pelaksanaan, maka Anda akan mengalami kerugian atas pembelian saham waran tersebut.

Baca juga artikel berikut ini :

Dengan contoh sebagai berikut:

Ketika Anda melakukan pembelian waran pada saat itu sebesar Rp100/lembar dengan harga pelaksanaannya sebesar Rp2.000/lembar. Namun, pada saat pelaksanaan ternyata harga saham perusahaan tersebut mengalami penurunan mencapai harga Rp1.500/lembar. Sehingga Anda bisa mempertimbangkan kerugian sebagai berikut:

  1. Jika Anda tidak melakukan exercise (penebusan), maka kerugian yang timbul dari pembelian waran tersebut sebesar Rp100/lembar.
  2. Jika Anda melakukan penebusan dengan harga Rp2.000/lembar, maka total dana yang harus dikeluarkan sebesar Rp2.100/lembar (Rp100 + Rp2.000) dengan total kerugian yang timbul sebesar Rp600/lembar.
  • Anda bisa saja mengalami kerugian ketika saat pembelian waran harganya lebih tinggi dibandingkan harga jualnya saat ditransaksikan di pasar sekunder.
  • Mengingat Waran merupakan produk turunan saham sehingga pemegang waran tidak mendapatkan dividen dan tidak berhak mengikuti RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).

Dapat disimpulkan bahwa, ketika Anda memiliki waran terdapat 2 pilihan yang dapat dilakukan, yaitu melakukan penjualan di pasar sekunder atau melakukan penebusan pada waktu yang telah ditentukan. Anda perlu mempertimbangkan potensi keuntungan dan risiko yang didapat sebelum mengambil keputusan investasi. 

Baca artikel lainya :

sumber referensi : most

Anda Juga Mungkin Menyukai Beberapa Artikel Ini