Subscribe Dengan Account Google untuk mendapatkan update info terbaru dari property145.com
Pohon Waru Ternyata Banyak Manfaatnya

Waru banyak terdapat di Indonesia terutama di daerah berpantai yang tidak berawa, tanah datar, hingga pegunungan dengan ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut. Selain banyak ditanam di pinggir jalan, waru juga tumbuh di sudut pekarangan sebagai tanda batas pagar. Tanaman ini disukai karena akarnya tidak dalam sehingga tidak merusak jalan dan bangunan di sekitarnya. Bunganya yang kuning mencolok juga diniai indah saat dipandang mata.

Pohon waru atau Hibiscus Tiliance L. termasuk ke dalam suku kapas-kapasan (Malvaceae). Tumbuhan tropis berbatang sedang ini bisa tumbuh di pinggir jalan maupun di dekat pesisir. Selain di kedua tempat tadi, jenis ini juga telah lama dikenal sebagai pohon peneduh di sungai dan pematang.

Di Indonesia, belukar waru memiliki beragam julukan, seperti baru (Gayo, Belitung, Madura, Makassar, Sumba, Halmahera); dadap Laut (Pontianak); baru dowongi (Ternate, Tidore); waru (Sunda, Jawa, Bali, Bugis, Flores); haru, halu, faru, fanu (aneka bahasa di Maluku) (Heyne, 1987).

Secara morfologi pohon waru memiliki pertumbuhan yang cepat. Pertumbuhannya dapat mencapai tinggi 5 sampai 15 meter. Pohonnya bercabang dan berwarna cokelat. Daun waru merupakan daun tunggal, berangkai, berbentuk jantung, melingkar lebar atau bulat seperti telur, tidak berlekuk dengan diameter kurang dari 19 cm.

Baca juga artkel berikru ini :

Daunnya menjari sebagian dimulai dari tulang daun utama dengan kelenjar berbentuk celah pada sisi bawah dan pangkal. Sisi bawah daun berambut dan berwarna abu-abu. Daun penumpunya seperti bulat telur yang memanjang sekitar 2,5 cm dan meninggalkan tanda bekas berbentuk cincin.

Bunga daun waru merupakan bunga tunggal, bertaju 8 hingga 11. Panjang kelopaknya 2,5 cm, beraturan bercangkap lima. Daun mahkotanya berbentuk kipas dengan panjang 5-7 cm, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal. Bagian dalamnya berwarna oranye dan akhirnya berubah menjadi kemerah-merahan. Bakal buah memiliki ruang sebanyak lima rongga dengan banyak bakal biji. Buahnya berbentuk telur berparuh pendek dengan panjang 3 cm (Syamsuhidayat & Hutapea, 1991).

Tidak hanya menjadi tumbuhan peneduh, waru juga berkhasiat sebagai bahan obat. Nenek moyang kita telah menggunakan tanaman waru sebagai obat-obatan tradisional untuk menjaga kesehatan. Daun dan batangnya diketahui mengandung zat musilago yang berfungsi untuk melapisi dinding saluran pencernaan, saluran kencing serta tenggorokan.

waru landak
waru landak

Selain itu, waru juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan terutama daunnya. Berikut berbagai manfaatnya :

1) Menurunkan demam

Demam adalah kondisi saat suhu tubuh meningkat sebagai reaksi tubuh melawan peradangan yang terjadi pada tubuh. Caranya cukup dengan meminum air rebusan daun waru.

Obat herbal ini diduga efektif mengatasi demam karena sifat antiperadangan yang dimilikinya.

2) Mengatasi penyakit kulit

Sebagai tanaman yang memiliki sifat antibakteri, daun waru kemungkinan dapat meredakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

Namun belum terdapat penelitian yang menunjukkan efektivitas daun waru terhadap penyakit kulit. Juga tentang jenis penyakit kulit apa saja yang mungkin diobati oleh tanaman herbal satu ini.

3) Mengatasi bisul

Bisul adalah infeksi dari bakteri staphylococcus aureus dan ditandai dengan munculnya benjolan berisi nanah. Kulit biasanya akan memerah, bengkak, dan terasa hangat jika disentuh.

Salah satu cara alami untuk mengatasi bisul adalah dengan daun waru. Cukup remas daunnya lalu tempelkan langsung di atas bisul.

Daun ini dapat membantu mempercepat kesembuhan bisul karena sifat antibakteri dan antiperadangannya.

4) Mengatasi batuk

Batuk umumnya disebabkan oleh flu. Batuk juga dapat mengindikasikan penyakit saluran pernapasan karena bakteri seperti bronkitis dan pneumonia. Penyebab lainnya kemungkinan adalah seperti stres dan dehidrasi.

Rebuslah daun waru dengan gula batu, kemudian minum air rebusannya. Rebusan ini bisa mengencerkan batuk berdahak dan mengatasi batuk kering.

Bisa juga dengan mencampurkan daun waru dan blimbing wuluh yang dihaluskan. Bubuhi garam dan dua cangkir air lalu saring. Minumlah tiga sekali sehari, setiap kali minum sebanyak satu cangkir.

5) Meredakan radang sendi

Radang sendi dapat dipicu oleh berbagai sebab mulai dari cedera, penyakit degeneratif, infeksi, hingga penyakit autoimun. Gejala paling umum adalah nyeri sendi, kekakuan sendi, dan pembengkakan, yang kemudian memicu penurunan fungsi sendi.

Kandungan alkaloid dan saponin daun waru diduga dapat meredakan gejala radang sendi. Kedua senyawa tersebut memiliki efek analgesik dan antispasmodik.

6) Obat patah tulang dan terkilir

Daun tanaman ini juga bisa digunakan untuk membantu patah tulang dan terkilir. Balurkan daun waru pada bagian tubuh yang mengalami patah tulang dan terkilir lalu balut.

Meski begitu, tidak diketahui seberapa efektifnya daun tanaman ini membantu penyembuhan patah tulang dan terkilir.

7) Membantu proses kelahiran

Di beberapa negara, air rebusan daun waru digunakan sebagai obat tradisional dalam proses kelahiran. Air rebusan daun waru ini dipercaya dapat membantu proses kelahiran.

Selain itu, rebusan daun ini juga dipercaya dapat membantu agar plasenta lebih mudah dikeluarkan selama proses kelahiran.

8) Obat tumor dan kanker

Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun waru dapat membantu membunuh sel kanker. Kandungan berbagai senyawa dalam ekstrak daunnya seperti tanin, alkaloid, saponin, dan senyawa lainnya dapat bertindak sebagai antioksidan.

Bagian yang dianggap paling potensial dari sifat antitumor dan antikanker dari tanaman ini adalah daun atau kulitnya.

Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagian tanaman mana yang paling efektif sebagai obat kanker.

9) Mengatasi gonore

Gonore adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri. Kondisi ini dapat menyebabkan infertilitas apabila tidak diobati.

Sifat antibakteri pada daun waru dipercaya dapat membantu mengatasi gejala gonore. Namun, tetap dibutuhkan terapi lain untuk mengatasi penyakit ini, seperti penggunaan obat antibiotik.

Baca artikel lainya :

Anda Juga Mungkin Menyukai Beberapa Artikel Ini