Subscribe Dengan Account Google untuk mendapatkan update info terbaru dari property145.com
Tanaman Katuk Suplemen Peningkat Produksi ASI

Daun katuk (Sauropus androgynous) ditemukan sangat berlimpah di Indonesia. Beberapa orang menggunakan katuk sebagai obat herbal tradisional dan pakan ternak. Daun katuk dapat menjadi suplemen untuk meningkatkan produksi ASI.

Beberapa jenis produk kecantikan juga menggunakan daun katuk sebagai bahan baku. Daun katuk dikenal oleh orang Jawa sebagai sayuran dan pewarna makanan. Daun katuk hanya ditanam sebagai tanaman hias di pagar dan halaman, tetapi metode ekstensifikasi dapat dikembangkan di perkebunan khusus.

Ekstrak daun katuk secara tradisional digunakan untuk meningkatkan produksi ASI. Proses laktasi dirangsang oleh peningkatan kadar hormon prolaktin dan oksitosin. Vitamin A bersumber dari karoten dari ekstrak katuk. Vitamin A mensintesis retinol yang bereaksi dengan asam lemak untuk memicu pelepasan hormon prolaktin.

Kehadiran hormon prolaktin merangsang perkembangan kelenjar sekretori di saluran intralobular. Peningkatan aktivitas kelenjar sekretori dengan lipid dan jaringan lemak unilokular dapat mempersiapkan kelenjar susu sebelum waktu ASI turun.

bunga daun katuk
bunga daun katuk // google image

Klasifikasi Tanaman Daun Katuk

Tanaman daun katuk memiliki nama latin Saoropus Androgynus. Sebuah tanaman jenis semak yang masuk ke dalam keluarga pohon jarak. Biasanya tanaman ini tumbuh di atas ketinggian tanah mencapai 1500 mdpl.

Karena tergolong tanaman semak, tentu tumbuhan ini tidak begitu tinggi. Bahkan tumbuhan tertinggi hanya mencapai 2-3 meter saja. Maka dari itu, banyak yang menanamnya di pot lalu dijadikan hiasan rumah.

Dari segi klasifikasi khusus (ilmiah) tanaman daun katuk tergolong spesies Saoropus Adrogynus dari famili phyllanthaceae. Untuk kelasnya ialah magnoliopsida dengan ordo malpighales.

Tanaman daun katuk juga termasuk ke dalam divisi magnoliophyta dengan genus Saoropus. Jika dibaca dari klasifikasi ilmiah ini, wajar kalau tanaman daun katuk disebut sebagai tanaman semak hias yang merambat.

Tak hanya itu, dengan membaca klasifikasi di atas menjadi jelas kalau tanaman daun katuk bisa tumbuh di mana saja. Bahkan tanaman tidak membutuhkan kadar air yang banyak. Sehingga di musim kemarau sekalipun, tanaman bisa tumbuh dengan subur.

Baca juga artikel berikut ini:

Morfologi Tanaman Daun Katuk

Tanaman daun katuk memiliki ciri-ciri unsur tanaman yang khusus. Ciri-ciri yang disebut morfologi inilah yang membedakan daun katuk dengan tanaman jenis yang lain.

Di bawah ini akan dijelaskan morfologi tanaman daun katuk. Baik dari akar, batang, daun, bunga dan buah. Ini dia penjelasan selengkapnya:

1. Morfologi Akar

Tanaman daun katuk memiliki ciri-ciri akar tertentu. Yang mana ada sedikit perbedaan antara akar tanaman daun katuk dengan akar tanaman jenis atau genus yang lain.

Akar tanaman daun katuk sebagian besar berbentuk akar tunggang. Nyaris tidak ditemukan tanaman daun katuk yang memiliki akar serabut.

Warna akar adalah putih kotor. Padahal sebagian besar akar tanaman berbentuk cokelat atau abu-abu semu hitam. Ini yang membedakan tanaman daun katuk dengan tanaman semak lain.

2. Morfologi Batang

Sebagian besar batang tanaman daun katuk berpostur tegak lurus. Posisinya menjulang tetapi tidak terlalu tinggi.

Batang tanaman daun katuk yang paling tinggi, ukurannya tidak sampai 3 meter. Bahkan ada batang yang hanya berukuran 2 meter saja. Sekalipun demikian, ukuran batang semacam ini yang membuatnya cantik saat dilihat.

Batang tanaman daun katuk tidak tumbuh mandiri. Karena beberapa senti dari tanah akan muncul cabang-cabang baru yang jumlahnya tidak terlalu banyak. Letaknya juga renggang namun tidak terlihat karena terhalang rimbunan daun.

Tekstur batang tanaman daun katuk berkayu. Semuanya berwarna hijau pucat jika batang masih muda. Tetapi jika tanaman sudah tua biasanya warna batangnya menjadi kelabu pucat.

3. Morfologi Daun

Penjelasan tentang morfologi daun katuk yang berikutnya tentang daun. Ini merupakan unsur tanaman yang juga menyebabkan tanaman ini layak disebut tanaman hias.

Tanaman daun katuk memiliki daun jenis majemuk dengan jumlah genap. Bentuknya berhadapan dengan ukuran daun tidak terlalu besar. Bahkan terkesan kecil karena diameternya hanya 5-6 cm saja.

Untuk ukuran daun tanaman katuk sedikit lonjong. Maksudnya antara pangkal dengan ujung berbentuk menyipit atau meruncing. Sedangkan di bagian tengah daun melebar.

Untuk tulang daun, saling menyilang dengan teratur. Jumlahnya genap dengan tekstur penulangan yang cukup tipis. Untuk tepian daun, sebagian besar lurus dan rata. Tetapi terkadang di dalam satu tanaman ada beberapa daun yang tepinya berombak.

4. Morfologi Bunga

Tanaman daun katuk memiliki bunga yang jumlahnya cukup banyak. Namun bentuknya kecil-kecil dan andai tidak berwarna terang, mungkin bunga tanaman ini tidak akan terlihat.

Bunga tanaman daun katuk memiliki dua jenis warna. Yang pertama adalah warna kuning semu merah. Sedangkan yang kedua adalah berwarna merah menyala. Yang unik ialah, di setiap bunga terdapat bintik-bintik kecil dengan warna berbeda.

Untuk jenis bunga, tanaman katuk juga memiliki dua varian. Yaitu varian bunga tunggal dan varian bunga berkelompok. Uniknya, tanaman ini memiliki kemampuan berbunga dengan cepat. Ini yang menyebabkan para ahli menyebutnya sebagai tanaman rajin berbunga.

Dari bunga inilah kelak akan muncul buah tanaman katuk. Yang mana di dalamnya terdapat biji untuk penyemaian tumbuhan.

Budidaya Tanaman Katuk

budidaya tanaman katuk
budidaya tanaman katuk // foto google image

Saat ini diketahui ada dua macam tanaman katuk, yaitu katuk merah yang masih banyak ditemui di hutan-hutan dan katuk hijau yang sekarang dibudidayakan banyak orang di pekarangan rumah sehingga Anda pun wajib mengetahui cara budidaya katuk di pekarangan rumah jika berencana suatu saat ingin mencoba membudidayakannya.

1) Pemilihan Bibit

  • Bibit/tunas katuk dipilih dari tanaman katuk yang tidak cacat, segar, bebas hama, dan sehat. Umur induk bibit/tunas katuk kira-kira 6-12 bulan.
  • Siapkanlah polybag. Campurkan pupuk kompos/pupuk kandang dan tanah dengan proporsi 1 : 1 untuk media tanam.
  • Media tanam dimasukkan ke dalam polybag. Sesuaikan dengan kebutuhan.
  • 1 – 2 batang bibit/tunas kantuk ditancapkan pada media tanam di polybag.
  • Bibit itu disiram dua kali sehari (pagi dan siang hari) sampai media tanam terlihat lembab (cukup air).

2) Penanaman

  • Siapkanlah lahan, bersihkan lahan dari rumput/gulma lainnya dan gemburkan dengan memakai cangkul.
  • Buatlah lubang persegi berukuran 30 x 30 x 30 cm.
  • Lubang itu diberi pupuk kandang kering hingga sepertiga lubang tanam.
  • Bibit tanaman katuk dimasukkan pada lubang dan tutup dengan tanah.
  • Tanaman disiram dengan rutin selama dua bulan. Penyiraman pada tanaman katuk mulai dikurangi sejak tanaman katuk berumur lebih dari dua bulan sebab tanaman katuk dapat tumbuh dimana saja asalkan unsur haranya terpenuhi.

3) Penyulaman

Lakukan penyulaman saat tanaman katuk berumur 3-4 minggu setelah tanam, gantilah tanaman katuk yang tumbuhnya tak sesuai harapan dengan bibit katuk yang baru.

4) Penyiangan

Penyiangan mesti dilakukan saat kelihatan terdapat gulma tumbuh di sekeliling tanaman ataupun  di bagian lahan.

5) Penggemburan Tanah

Penggemburan dilakukan di bagian sekeliling akar, namun hati-hati supaya tidak mengenai akar tanaman katuk.  Penggemburan tanah dilakukan guna mempermudah sistem aerasi dan sirkulassi oksigen di dalam tanah sehingga tanaman jadi lebih sehat.

6) Penyiraman

Penyiraman dilakukan dengan cara teratur mempergunakan air yang bersih.

7) Pemupukan

Pemupukan mempergunakan dua jenis pupuk, yakni pupuk cair dan pupuk padat. Pupuk cair yang digunakan adalah dari hasil fermentasi air kencing/kotoran ternak. Caranya dengan menyemprotkan pada akar-akar kantuk supaya meningkat kualitas panennya. Sementara itu pupuk padat yang digunakan boleh dari pupuk kandang, seperti kotoran entok/ayam/itik, sebab berisi unsur hara kalium (K) dan nitrogen (N) yang tinggi sehingga menjadikan tanaman lebih lebat dan hijau.

8) Pengendalian Hama dan Penyakit

Biasanya hama dan penyakit yang sering mengganggu tanaman katuk adalah wereng hitam, jamur, dan ulat hijau. Apabila yang menyerang tanaman katuk tersebut berupa ulat hijau maka Anda dapat mengatasinya dengan cara mengambil dan mematikannya secara manual dengan menggunakan tangan.

9) Pemanenan

Panen daun katuk bisa dilakukan sesudah berumur 8-15 bulan setelah tanam, tergantung kualitas bibit, pH tanah, suhu dan sinar matahari.

Setelah kita tau kasiat dan manfaat serta cara budidaya tanaman katuk, bisa diambil kesimpulan bahwa tanaman ini jika di budidayakan bisa punya nilai ekonomis tinggi.

Baca artikel lainya :

sumber referensi : agritek, news unair, cybex pertanian

Anda Juga Mungkin Menyukai Beberapa Artikel Ini