Konsep Pulau Apung Di Maladewa
May 30, 2020 by fidiyati
The Floating Maldives
Dutch Docklands sebuah perusahaan pengembang properti di Belanda telah menandatangani kontrak perjanjian dengan pihak Maladewa untuk membangun pulau-pulau terapung yang menggunakan inovasi dari teknologi terbaru. Konsep rumah apung merupakan strategi untuk membantu adaptasi perubahan iklim di Maladewa yang kemungkinan dapat terjadi beberapa puluh tahun mendatang. Proyek ini diharapkan mampu menghasilkan 1.300 pulau apung yang terletak di Maladewa, sekitar Samudera Hindia. Maladewa untuk saat ini poisisinya hanya berada satu setengah meter di atas permukaan laut, sehingga sangat memungkinkan suatu saat permukaan tanah tersebut dapat benar-benar tenggelam akibat adanya perubahan iklim.
Five Lagoons

Proyek ini dinamakan "Five Lagoons" dengan tema the ocean flower yang merupakan bunga lautan khas dari Maladewa. Lokasi pembangunan berada di Atol Male Utara, 20 menit dengan menggunakan perahu dari Ibu Kota Male dan Bandara Internasional. The Ocean Flower ini menawarkan beragam fasilitas mewah seperti pantai yang eksotik, restoran, toko, tempat diving, spa, kolam renang, dan pulau-pulau kecil pribadi.
Amillarah

Selanjutnya ada, Amillarah yang merupakan kepulauan pribadi terdiri atas 10 pulau terapung. Terletak 25 menit perjalanan dengan menggunakan perahu dari Ibu Kota Male dan bandara internasional. Semua vila disini eksklusif memiliki pantai pribadi, kolam renang, dan lingkungan hijau yang asri. Bahkan juga menawarkan keindahan terumbu karang yang sangat indah di bawah pantainya.
The Greenstar

Konsep unik lainnya dalah The Greenstar yang merupakan sebuah hotel apung berbentuk bintang dilengkapi dengan fasilitas mewah. Bangunan berbentuk bintang yang tertutup hijau melambangkan rute inovatif Maladewa untuk menaklukkan perubahan iklim. Ini akan menjadi lokasi pertama untuk konvensi tentang perubahan iklim, pengelolaan air dan keberlanjutan.
Paul Van de Camp seorang kepala eksekutif Dutch Docklands melakukan kerja sama dengan pemerintah Maladewa selama kurun waktu dua tahun untuk membuat konsep rencana pulau apung, dimana kepemilikannya memungkinkan dibeli oleh orang asing untuk vila-vila mewah yang akan dibangun. Sebagai rewardnya akan dibangun pulau terapung yang terpisah untuk dibangun rumah-rumah bagi penduduk di Maladewa. Pembangunan dipastikan tidak merusak alam dan tetap melindungi sumber daya alam bawah laut seperti karang dan lainnya yang mengelilingi pulau-pulau Maladewa.
Wah menarik ya, para pengembang properti terus berinovasi dalam menghadapi perubahan iklim yang terjadi. Di sisi lain, hal ini juga menumbuhkan kesadaran pada diri kita untuk mengurangi penggunaan gas rumah kaca agar iklim tidak semakin memburuk dan es di kutub utara tidak terus mencair.
Baca artikel lainya :
Anda Juga Mungkin Menyukai Beberapa Artikel Ini
Kenali Perbedaan Balcklist Nasional dan Slik
Yuks Kenali Perbedaan PPJB Dan AJB
Tips Pakai Paylater Agar Terhindar Dari Gagal KPR
Pasca Data Inflasi AS, Pasar Kripto Terlihat Naik Turun
Jelang Data Inflasi AS Pasar Kripto Masih Terpantau Stagnan
Makin Menarik MPX Logistics (MPXL) Menuju IPO
5 Perumahan Town House Di Kota Jakarta